Archive for Januari, 2009

kegiatan pembekalan caleg

Partai Bulan Bintang (PBB) melalui Dewan Pengurus Wilayah Provinsi Papua pada tanggal 18 Januari 2008 bertempat di Hotel Muspaco Jayapura menggelar acara pembekalan bagi calon wakil rakyat yang maju melalui perahu Partai Bulan Bintang. acara tersebut dihadiri oleh 17 DPC se Papua dan hampir seluruh caleg PBB baik untuk caleg DPR-RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.
Hadir pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang adalah Bpk. H. Sabar Sitanggang, ST, M.Si selaku Wakil Sekretaris Jenderal DPP PBB, dalam pemaparannya Bang Sabar memberikan motivasi dan tips-tips khusus untuk memenangkan pemilu di daerah pemilihan.
sebelumnya pada acara pembukaan pembekalan tersebut ketua DPW Partai Bulan Bintang Provinsi Papua H. Adolf Gim Perangin menyampaikan dan menyerukan BAHWA KADER PARTAI BULAN BINTANG DI HARAMKAN MENGGUNAKAN POLITIK UANG DALAM PEMILU 2009. sebagai Partai pengusung Syariat Islam kita harus LANTANG berkata bahwa yang Benar itu BENAR dan yang salah itu SALAH.
acara tersebut juga dihadiri oleh pejabat pemerintah diantaranya H. Soedjarwo, BE (Wakil Walikota Jayapura, H. Wahfir Kosasih, SH, MM (Wakil Bupati Keerom) sekaligus Pembina PBB Kabupaten Keerom, dan Perwakilan dari Majelis Ulama Indonesia Wilayah Papua.

akhir dari kegiatan tersebut ditandatangani kesepakatan-kesepakatan dari seluruh Caleg, salah satu pointnya bahwa siap untuk di recall apabila terpilih namun tidak memperjuangkan kepentingan masyarakat luas, dan berjalan tidak sesuai lagi dengan Asas Partai.

Comments (1) »

Haruskah kita berpolitik?

Mengapa berpolitik?
Keberadaan partai politik tidak bisa dilepaskan dari kehidupan setiap negara demokrasi. Partai politik dianggap sebagai salah satu institusi yang mampu mengakomodir aspirasi rakyat serta dapat dijadikan alat kontrol bagi kebijakan-kebijakan pemerintah.
Di negara-negara yang menganut paham demokrasi, gagasan mengenai partisipasi rakyat mempunyai dasar ideologis bahwa rakyat berhak turut menentukan siapa-siapa yang akan menjadi pemimpin yang nantinya menentukan kebijaksanaan umum (public policy).
Ada tiga teori yang mencoba menjelaskan tentang munculnya partai politik. Pertama, teori kelembagaan. Teori ini mengatakan bahwa kemunculan partai politik karena dibentuk oleh kalangan legislatif untuk mengadakan kontak dengan masyarakat. Kedua, teori situasi historik. Teori ini mengatakan bahwa timbulnya partai politik sebagai upaya untuk mengatasi krisis yang ditimbulkan oleh perubahan masyarakat secara luas, yaitu berupa krisis legitimasi, integrasi dan partisipasi. Untuk mengatasi hal itu dibentuk partai politik. Ketiga, teori pembangunan. Teori ini melihat bahwa munculnya partai politik sebagai produk modernisasi sosial ekonomi.
Apa Fungsi Parti Politik?
Partai politik memiliki fungsi:
1) Sebagai sarana sosialisasi politik, yaitu proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota masyarakat.
2) Sebagai sarana komunikasi politik, yaitu proses penyampaian informasi mengenai politik dari pemerintah kepada masyarakat dan dari masyarakat kepada pemerintah.
3) Sebagai sarana rekruitmen politik, yaitu seleksi dan pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peran dalam sistem politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya.
4) Sebagai pengelola konflik, yaitu mengendalikan konflik melalui cara berdialog dengan pihak-pihak yang berkonflik, menampung dan memadukan berbagai aspirasi dan kepentingan dari pihak-pihak yang berkonflik dan membawanya ke parlemen untuk mendapatkan penyelesaian melalui keputusan politik.
5) Sebagai sarana artikulasi dan agegrasi kepentingan, menyalurkan berbagai kepentingan yang ada dalam masyarakat dan mengeluarkannya berupa keputusan politik.
6) Sebagai jembatan antara rakyat dan pemerintah, yaitu sebagai mediator antara kebutuhan dan keinginan masyarakat dan responsivitas pemerintah dalam mendengar tuntutan rakyat.

Sehubungan dengan fungsi-fungsi yang tersebut lalu bagaimana sikap kita terhadap partai-partai politik yang ada sekarang? Apakah kita cukup berdiam diri saja? Ataukah kita bersikap apatis dengan partai-partai politik yang ada sekarang? Atau bagaimana?
Sebagai seorang muslim yang percaya bahwa Islam itu syumuliyah wa takamuliyah (universal dan integral) maka mendirikan partai adalah sejalan dengan karakter Islam tersebut. Dengan mendirikan partai berarti telah melakukan suatu usaha untuk menyampaikan Islam kepada manusia. Dakwah harus menyentuh berbagai lapisan masyarakat, tanpa membedakan ras dan golongan, serta dari mana ia berasal. Selain itu ia pun harus bergulir sepanjang zaman, di manapun dan kapanpun. Ia bergulir seiring berjalannya waktu sampai akhir zaman nanti. Dan seiring dengan karakter Islam yang integral, maka ia pun tidak hanya menyentuh seluruh aspek aqidah dan fiqh semata. Tapi ia harus menyentuh seluruh aspek lainnya dalam kehidupan manusia dengan metode dan cara yang sesuai. Baik itu sosial, ekonomi, pendidikan, seni dan budaya, atau bahkan politik.
“Jika kamu tidak berangkat berjuang, niscaya Allah akan menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan diganti-Nya kamu dengan kaum yang lain.” (QS. 9 : 39)
Mengapa Kita harus Berpartisipasi Dalam Partai Politik ?
Partisipasi politik seseorang sangat bergantung pada orientasi yang telah terbentuk oleh doktrin-doktrin politik yang diyakininya. Bagi seorang muslim yang percaya bahwa menegakkan pemerintahan Islam adalah suatu kewajiban maka tentu dia akan terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan politik yang menuju ke arah sana. Sedikitnya ada dua bentuk partisipasi yang bisa dilakukan; pertama, dalam bentuk individu dengan menjadi anggota organisasi politik; sedang yang kedua, dalam bentuk memberikan solusi atas realita dan problematika masyarakat.

Ada 6 alasan yang menyebabkan kita sebagai Amat muslim harus berpartisipasi dalam partai politik yaitu diantaranya:
1) Manusia sebagai khalifah di bumi bertanggung jawab untuk melaksanakan misi khalifah, yaitu memelihara, mengatur dan memakmurkan bumi yang merupakan aktivitas politik yang paling otentik. Misi khilafah ini merupakan amanah Allah yang wajib ditunaikan oleh setiap insan sesuai dengan hukum-hukum-Nya.
2) Islam adalah sistem hidup yang universal, yang mencakup seluruh aspek kehidupan baik agama, ekonomi, sosial, budaya, politik maupun negara. Setiap muslim diperintahkan untuk menerapkan keuniversalan ini secara utuh.“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan.” (QS. 2 : 208)
Konsekuensinya, setiap muslim tidak boleh mencukupkan dirinya hanya mengamalkan sebagian ajaran Islam saja. Meninggalkan politik berarti meninggalkan sebagian Islam dan hal ini dapat menjerumuskan ke dalam iman sebagian dan kufur sebagian, yang dapat menimbulkan nestapa di dunia dan azab yang pedih di akhirat kelak. (QS. 2 : 85)
3) Adanya kewajiban-kewajiban Islam yang tidak dapat dilaksanakan kecuali secara berjamaah dan memerlukan adanya kebijakan politik. Maka berdirinya partai untuk membuat kebijakan politik yang Islami adalah juga wajib sesuai kaidah fiqih.“Sesuatu kewajiban yang tidak sempurna kecuali dengannya, maka ia adalah wajib.” Sholat tidak syah tanpa wudhu, maka wudhu untuk shalat adalah wajib. Nilai-nilai Islam tidak akan tegak tanpa politik, maka berpolitik untuk menegakkan nilai Islam adalah wajib.

4) Realitas masyarakat muslim yang ingin menyalurkan aspirasi, potensi dan peran mereka untuk ikut menentukan kebijakan bangsa memerlukan sebuah wadah. Maka partai politik adalah wadah yang paling efektif sebagai tempat penyalurannya.
5) Keharusan menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, keharusan memiliki kepedulian terhadap persoalan ummat sebagaimana sabda nabi :“Barang siapa tidak peduli dengan urusan muslim, maka dia bukan dari golongan kami.” Maka dengan partai politik peran nahi munkar lebih dapat ditingkatkan sekedar himbauan (lisan) atau keprihatinan. Bergabung dalam partai adalah salah satu bentuk kepedulian kita terhadap problematika umat.

6) Mereka yang ingin menyingkirkan Islam dari kehidupan berbangsa senantiasa bekerja sekuat tenaga untuk menggalang kekuatan, sementara Allah memerintahkan agar ummat memberikan perlawanan yang setimpal. “Dan seandainya kalian tidak melakukan hal yang serupa dengannya, maka akan terjadi bencana di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (QS. 8 : 73)
Maka suatu kewajiban bagi setiap muslim untuk bergabung dengan Hizbullah (Partai Allah / Partai Islam) untuk menghindari terjadinya bencana di muka bumi ini.
Semoga tulisan ini bermanfaat khususnya untuk para kader dan simpatisan Partai Bulan Bintang, dan umumnya kepada kaum Muslimin dan Muslimat. Jazakumullah Khairan Katsiro.
Profil Partai Bulan Bintang (PBB)
Partai Bulan Bintang, dideklarsikan di Jakarta, pada tanggal 17 Juli 1998. partai ini berazaskan Islam. Alamat: Jln. Raya Pasar Minggu KM 18 No. 1B Jakarta Selatan
Sejarah Singkat
Partai Bulan Bintang (PBB) merupakan salah satu partai yang menjadikan Islam sebagai asasnya. PBB merupakan titisan dari partai Islam kedua terbesar dalam Pemilu 1955 yakni Masyumi.
Program partai yang akan diperjuangkan oleh Partai Bulan Bintang (PBB) terbagi dalam berbagai bidang.
Untuk bidang politik akan membangun negara hukum yang ber-akhlakul karimah, membentuk pemerintahan yang berwibawa, serta mengevaluasi dan meninjau undang-undang dan peraturan pemerintah yang bertentangan dengan Quran dan Sunah.Untuk bidang ekonomi, akan memperjuangkan pola ekonomi kerakyatan yang berdasarkan syariat Islam dan koperasi sebagai primadonanya, menghapuskan monopoli, memberdayakan pengusaha golongan kecil dan menengah, serta mempercepat proses pembentukan lembaga keuangan bank dan bukan bank yang bebas riba seperti bank syariah, tabungan haji, dan baitul mal wattamwil sampai ke pedesaan.
Di bidang pendidikan, partai akan memperjuangkan sekolah wajib belajar bebas biaya, karena biaya pendidikan ditanggung oleh negara, melakukan kajian khusus beban kurikulum, mengembangkan pendidikan yang berbasis IMTAQ dan IPTEK, serta memperjuangkan peningkatan kesejahteraan guru secara berkala, selain memperjuangkan berlakunya pengajaran bahasa Arab pada semua tingkat pendidikan setara dengan pengajaran bahasa Indonesia dan Inggris.Untuk bidang pertahanan dan keamanan, PBB menempatkan lembaga masjid sebagai media pemersatu, pengembangan silaturahmi, serta media pertahanan dan keamanan. Sementara Polri akan ditempatkan di bawah Departemen Dalam Negeri dan TNI sebagai tulang punggung negara, bukan alat kekuasaan.
Sedangkan di bidang sosial budaya akan menumbuhkembangkan budaya wiraswasta di kalangan masyarakat agar dapat meningkatkan nilai tambah, serta mendorong bekerjanya perilaku ekonomi masyarakat atas dasar norma ekonomi yang islami. Untuk memasyarakatkan nilai-nilai Islam tersebut, Partai Bulan Bintang (PBB) menjadikan Alquran dan Sunah sebagai sumber nilai dan norma dalam hukum nasional.
Dalam perjalanan menuju ridha Ilahi untuk tujuan Izzul Islam Wal Muslimin, Partai Bulan Bintang (PBB) pada Pemilu 1999 lalu, PBB menjadi peringkat keenam dengan perolehan 13 kursi di DPR sehingga lolos electoral threshold. Namun pada Pemilu 2004 lalu, PBB yang menargetkan untuk masuk tiga besar, agar bisa maksimal dalam memperjuangkan misi dan visi partai yang ingin membangun masyarakat dan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, mandiri, berkepribadian tinggi, cerdas, berkeadilan, demokratis dan turut menciptakan perdamaian dunia berdasarkan nilai-nilai Islam, tidak beranjak dari 10 besar perolehan suara nasional, dengan mengumpulkan 2,5% suara, sementara batas Electoral Treshold 3% suara, Alhamdulillah atas campur tangan Allah SWT, Partai Bulan Bintang (PBB) dinyatakan lolos untuk mengikuti Pemilu 2009, ini adalah suatu rahmat dan amanah bagi para kader, simpatisan dan warga Bulan Bintang yang Allah SWT berikan untuk membangun masyarakat madhani.
Semoga pada pemilu 2009 Partai Bulan Bintang, lebih amanah, jujur, dan merakyat serta bisa masuk dalam 3 besar pemenang Pemilu, Insya Allah, Wallahu walam bisowaf.
Dewan Pengurus Cabang Partai Bulan Bintang Kab. Jayapura
Ketua Majelis Pertimbangan : Ust. Abdul Rahman Sulaiman
Ketua : Bambang Zulhadi, ST
Sekretaris : Ir. Syahudin
Bendahara : Hasnawati, SE
Wakil Ketua : Ahmad Sulthon, S.Pd.
Ketua KAPPU PBB : Amin Bandu
Ketua Pemuda Bulan Bintang: Hasan Suratinoyo
Ketua Muslimat Bulan Bintang : Hartiwi, S.Sos.

Comments (5) »